THANK YOU FOR VISITING MY BLOG

MONGGO DIKERSOAKE..YEN WONTEN LEPAT LAN SALAH IKU AMPUN BIASA AMERGO KULO NIKI NGGIH MANUSIA INGKANG LEMAH..

Jumat, 22 April 2011

ABABIL DAN ISRAEL (Selesai)

Inilah kenapa agama adalah penyempurnaan akhlak. Yang berarti sebuah nilai belajar, dynamic, bukan perebutan materi yang mensifati suasana statis. Segala bentuk aktifitas apapun mulai yang bersifat materi sampai ghaib klenis dipelajari, disempurnakan laku ilmunya, di islamkan, diberserahdirikan sampai tuntas. Kepada siapa ? Ya jelas kepada Maha Akhir, Maha Pamungkas, Allah.

Dan sebagai catatan, bukannya anti materi.Melainkan memahami bahwa dunia ( materi ) hanyalah la'ibun wa lahwun. main-main dan senda gurau belaka. Lalu bagaimana supaya kita bisa menjadikan dunia ini menjadi sebuah senda gurau. Tentu saja harus dengan menguasai sungguh-sungguh setiap keahlian yang dipasrahkan Allah kepada kita.

Logika sederhana, kalau orang nggak bisa nyetir mobil, ketika belajar lalu ada mobil menyalip, pasti gugup dan bisa-bisa mengumpat menganggap mobil tadi bikin gara -gara. Tapi bagi sang ahli tidak. Ia sudah terbiasa dengan pola berfikir global bahwa ya begini ini jalan raya. Ia sudah bisa memetakan apakah mobil tadi melanggar aturan lalu lintas atau terburu nafsu. Tak ada reaksi amarah dalam dirinya. Ia sudah mampu memprediksi bahwa orang yang melanggar rambu dan terburu nafsu ya tinggal nunggu waktu apes saja. Bahkan ia berfikir begitu dengan tetap tenang mengendarai sambil ngobrol bersenda gurau dengan penumpang sebelah. Karena dia pembalap yang sangat serius menekuni bidangnya. Dan ia bisa saja menyalip lagi mobil tadi kapanpun ia mau.

Kuncinya yang terpenting, mulai dari tahap belajar sampai expert bukan terhenti pada apa yang dipasrahkan, bukan pula pada kekhalifahan, melainkan berhenti kepada siapa yang memasrahi dan yang mengamanatkan kekhalifahan itu sendiri. Allah.

Materinya tetap, Allah juga tetap, permainannya dari jaman ke jaman tetap, model ilmunya saja yang berubah-ubah. Sekarang kita tinggal terhenti di materi, berhenti di Hadapan Wajah Allah dan berpuasa selain Allah atau macet ditengah-tengah perputaran ilmu yang selalu silih berganti berubah wujud dan metodenya. Monggo -monggo saja, nggak ada yang membantah, nggak ada yang melarang. Lha wong semuanya sangat jelas kok bagi yang memahami...

Sikap puasa terhadap selain Allah inilah dalam Al Fiil laksana ulat yang memakan daun. Sebuah semangat keduniaan beserta penguasaanya akan pupus sendiri oleh sebuah sikap kesederhanaan hidup. Qana'ah. Sederhana saja, seperti prinsip hukum ekonomi, supply and demand. Kalau nggak ada yang mau beli, orang jualan akan frustasi dan bangkrut dengan sendirinya.

Ealaah..tapi namanya orang kok ya nggak kurang akal. Maka terciptalah ilmu rayuan yang bernama marketing dan advertising. Ilmu yang intinya merubah sesuatu yang sebenarnya hanya sebuah keinginan kecil, menjadi suatu kebutuhan besar dan mutlak yang tak boleh dilewati....

****

Kesimpulannya, gajah adalah orang yang sangat mencintai dunia dengan segala kerepotan pembelaannya. Burung adalah mahluk merdeka yang dengan sesuka hati mencari makna hidup akhirat. Gajah hanya bisa memandang burung sekelebatan saja, tanpa bisa menyentuhnya. Sedangkan burung mampu melihat dengan cermat kemana gajah berlari. Ia bahkan bisa menyentuh atau menyiksanya. Tentu dengan batu panas yang siap ia terjunkan ke tubuh gajah.

Ada benarnya anekdot yang menanyakan kenapa gajah tidak punya sayap ? sebab bila punya sayap , ketika terbang dan hinggap diatas atap, pasti ambruk deh rumah kita. Terus apakah kita mau jadi gajah terbang atau total menjadi Ababil ? terserah monggo kerso....

Sudah terlalu banyak gajah terbang berkeliaran di negeri ini. Sudah banyak sekali rumah saudara sendiri yang ambruk akibat injakannya. Tak lain karena sebenarnya ingin jadi burung, tetapi tak bisa meninggalkan tabiat mengisi perut yang bikin berat tubuhnya. Naasnya isi perutnya ya tetep itu -itu saja. Kekuasaan, jaringan ekonomi, ashabiah, kasta modern yang berupa keheranan produk tehnologi dan berhala bendera yang kesemuanya mensifati langkah gajah. Hentakan penguatan penguasaan materi bumi.

Akhirnya kita tak pernah bisa mengusir penjajah dari tanah suci. Sebab kita sendiri masih begitu senang terjajah oleh kandungan - kandungan tanah yang kita anggap suci......masih senang menjadi gajah yang ingin terlihat hebat....

Ketakutan saya pribadi, jangan - jangan kita ini memang secara tak sadar malah melangkah mengkader diri menjadi pasukan gajah yang suatu saat siap menggugat rumah Allah....wallahua'lam

Wa ba'du, tulisan ini sekedar perenungan diri, jauh dari kemampuan ahli tafsir. Hanya sebuah pemetaan posisi diri di tengah lautan milyaran manusia. Belajar tahu diri kenapa saya sebagai bagian muslim kok selalu tertindas, suka bertengkar dengan sesama, gemar berdebat tentang wairsan pemikiran masa lalu, dan mudah mencurigai sesama.

Coretan ini terilhami dari cerita sahabat tentang pasukan Garuda yang ngenes nelangsa di Lebanon. Ketika kendaraannya tersesat jalan dan memasuki wilayah Israel, ia diperingatkan dengan baik-baik melalui radio komunikasi " Permisi tentara indonesia, anda memasuki wilayah kami. Mohon segera keluar. Kami akan memandu anda step by step keluar area ini. Mohon dipatuhi. Good Luck !

Tapi cerita berlainan ketika pasukan Garuda lagi istirahat nyantai bermain bola. Lagi asyiknya main bola, eeh...bola itu nyasar ke pekarangan rumah warga. Apa yang terjadi ? orang itu menghardik dengan ucapan-ucapan yang sangat kasar.

Tentara itu sedih.."kenapa yang kubela malah seperti ini ...?"

Mungkinkah kita juga sering bersikap demikian ketika bola pemikiran penjaga perdamaian memasuki wilayah pekarangan otak kita ?......

Malang, 7 Januari 2009

Wsb, Makmum kancrit

Dody Ide

Tidak ada komentar:

Posting Komentar